Kantong Kemarau

Dingin angin menusuk kulit. Pertanda musim kemarau akan segera datang. S duduk, bersandar pada kursi tua yang sengaja diletakkan di depan kamar.

Kurang setengah jam lagi, maka genaplah dua hari saya hanya meminum air putih untuk menghilangkan rasa lapar. Tidak sendirian, kedua teman saya juga bernasib sama, sama-sama kantong kemarau. Ya, kami belum makan apa-apa sejak kemarin.

Satu per satu uang bulanan kami habis di belanjakan. Di tambah uang kost yang juga sudah menunggak dari sebulan yang lalu. Tak punya pekerjaan, dan hanya mangharap pemberian dari orang tua, maka seperti inilah sekarang nasib kami. Berdiam diri di bawah genteng kamar kost, berharap keajaiban langit menurunkan hujan uang. Hehe halu😄

Sebagai seorang anak buruh, saya memang sudah terbiasa jika uang bulanan dari orang tua datang terlambat. Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini, tentu sangat sulit, dan beresiko bagi para buruh untuk bekerja.

Meski saya sudah terbiasa dengan uang bulanan yang datang terlambat, tapi baru kali ini datangnya benar-benar sangat telat. Ya, biasanya hanya seminggu atau dua minggu. Tapi kali ini, sudah hampir dua bulan lamanya.

Sebenarnya orang tua saya, selalu bertanya, uangnya masih ada atau tidak? Tapi sebagai anak jika sudah di tanya seperti itu, maka saya hanya bisa menjawab, iya masih ada, meskipun sebenarnya tidak ada. Berbohong? Iya.

Mengapa? Karena yang saya amati jika orang tua saya bertanya seperti itu, maka artinya mereka sedang tidak punya, tapi jika anaknya menjawab bahwa uangnya sudah habis, maka bagaimanapun caranya mereka akan tetap bersikeras mencari, bahkan sampai menahan malu, entah itu ke tetangga kiri atau kanan, meminjam rupiah demi anak-anaknya. So, menurut saya berbohong dalam hal seperti itu tidak apa-apa, seperti yang kebanyakan orang sebut-sebut, white lie.

Hidup adalah petualangan Ya, begitulah saya mengartikan hidup. Karena saya yakin tak seorang pun di dunia ini yang hidupnya hanya lurus-lurus saja, lahir ke dunia, hidup bahagia, lalu mati, Tidak.

Dunia adalah tempat ujian yang kejam, dengan lika-liku kehidupan. Oleh karena itu setiap yang lahir ke dunia maka Allah akan mengujinya dengan beragam cara. Ya, mungkin bisa di bilang seperti keadaan saya dan teman-teman saat ini. Tapi kami yakin bahwa Allah sedang menguji kami dengan kelaparan, dan sedikit ketakutan karena belum membayar uang kost😊

Sebagaimana Allah berfirman:

وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ۙ 

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)

Insya Allah kami akan berusaha dan belajar untuk tidak terlalu menyusahkan orang tua. Saat ini Allah sedang menguji sampai dimana batas kesabaran kami, dan sampai dimana kesetiaan kami untuk senantiasa bersujud, memohon petunjuk dan pertolongan-NYA.

Standar

Tinggalkan komentar